Langsung ke konten utama

Doa untuk Keponakanku

"Mas aku wis lahiran, jam 7 pagi tadi,,," sms dari Atin, adikku yang baru saja melahirkan. Akupun spontan langsung bangun dari tempat tidur. Kaget dan masih linglung. Kemudian saya langsung menelopon nomor yang sms tadi untuk memastikan kebenaran dari berita gembira ini.

25 Maret 2012,,,baru sekitar dua minggu yang lalu kabar gembira itu aku terima. Senang rasanya mendengar Adikku bahagia. Pasalnya Dia sempat mengalami keguguran pada kehamilan yang pertama. Sejak saat itu, saya meminta dia untuk terus berkonsultasi ke dokter untuk memastikan kejadian tersebut tidak terulang lagi.




"Sayang sekali baru dikasih tahu hari ini" batinku. Padahal kalo dari kemarin sudah tahu adikku dirumah sakit, aku pasti pulang. Karena memang akhir pekan ini liburan panjang.

Ya,,, libur panjang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 23 kemarin. Namun karena sekarang sudah masuk kerja, maka dengan terpaksa saya tidak bisa langsung pulang ke Solo. Sempat aku telepon dia (pas dirumah sakit juga kayaknya), saat itu menanyakan soal surat perpindahan KTPku ke Bogor.

"Memang telat 3 hari dari prediksi dokter"", kata adikku setelah aku jelaskan bahwa tidak bisa pulang menjenguk di rumah sakit saat itu. Jadwal kelahiran yang diperkirakan dokter ternyata meleset 3 hari. Tapi ngak papa, yang penting adikku dan keponakanku sehat dan selamat.

Jauh-jauh hari Adikku sudah meminta aku untuk mempersiapkan nama untuk anaknya. Akupun ditagih untuk memberikan nama bagi Si Jabang Bayi yang beratnya lebih dari 3 (tiga) Kg itu.

Erik Pramudya Rafif, nama yang telah aku rangkai sebelumnya dan memang ku persiapkan. Sebelumnya Adikku meminta disiapkan dua nama. Kalo laki-laki pakai "Erik" sedangkan kalo perempuan pakai "Nabila". Namun dari awal aku hanya berhasil merancang kombinasi nama yang laki-laki saja.

"Tenang saja, aku yakin pasti anakmu laki-laki", kataku ketika ditanya adikku soal nama untuk perempuan. Padahal karena kesibukan bekerja, aku belum bisa merangkai nama perempuan. hehehe

"Erik" setelah kucari-cari di internet berasal dari bahasa skandinavia dan Jerman. Dalam bahasa inggris berarti ever-powerfull yang artinya "Senantiasa Kuat". Maknanya adalah "Penguasa/Pemimpin yang Kuat" bagi bangsa skandinavia.

Dari literatur yang aku dapatkan, bangsa skandinavia adalah bangsa pelaut yang kuat disebut juga bangsa Nordic (dari utara), Eropa utara. Bangsa skandinavia sangat kuat sehingga pada waktu dulu mereka mampu mengalahkan  negara-negara eropa lainnya, termasuk Unisoviet  pada waktu belum bubar. Saat ini, bangsa skandinavia ada di negara-negara Eropa seperti Norwegia, Swedia, Denmark dan sebagian di Finlandia, Islandia, yang merupakan negara-negara makmur dan sejahtera.

"Pramudya" berasal dari bahasa Jawa yang artinya "Bijaksana". Dalam bahasa sansekerta juga pernah dikisahkan seorang bernama "Pramudya" adalah orang yang pintar, seorang pembaca lontar dari Bali.

Sebenarnya, nama tengah keponakannku ini terinspirasi dari bapak Pramudya Ananta Toer, penulis buku "Tetralogi Buru" yang baru saja aku selesai membacanya. Ke-empat buku tersebut menceritakan perjalanan seorang "Raden Mas Minke atau Tirtho Adi Suryo" tentang perjuangannya dalam membangkitkan semangat pribumi (Jawa) untuk melawan kolonialisme belanda melalui tulisan-tulisannya.

Raden Mas Minke ini adalah seorang anak bupati dari Blora, yang mengenyam pendidikan HSB atau sekolah untuk orang-orang eropa di Jawa pada tahun 1900an. RM Minke melawan belanda dengan cara menyadarkan rakyatnya dengan journalisme. Beliau juga merupakan orang pribumi yang membuat surat kabar pertama dalam bahasa melayu. Selain itu dia merupakan tokoh nasional. Beliau mendirikan organisasi untuk orang pribumi pertama dalam masa penjajahan belanda yaitu; Serikat Islam/Serikat Dagang Islam.

Kalo kata "Rafif" berasal dari bahasa arap, yang artinya "Berakhlak Mulia". Tidak ada filosofi atau cerita tertentu dengan nama belakang ini. Aku hanya berfikir waktu itu harus tiga kata dalam nama keponakanku ini. Lalu terlintas nama terakhir harus dari arap, hanya penanda bahwa dia adalah orang muslim. Mungkin juga karena namaku juga tiga kata, sehingga mempengaruhiku dalam mengambil keputusan itu.

Singkatnya, Erik Pramudya Rafif mengandung makna atau harapan saya dan keluarga besar tentunya, adalah "Seorang Pemimpin yang Kuat, Bijaksana, Pintar dan Berakhlak Mulia".

Dari susunan bahasanya, terdiri dari bahasa Eropa, Jawa dan Arap juga mempunyai makna (ini menurutku dan sah-sah saja kan?). Kenapa pakai tiga bahasa itu?, Aku punya harapan bahwa Dia adalah seorang kuat yang pandai dan mampu bersaing serta mengalahkan bangsa-bangsa Eropa, tapi tidak boleh lupa identitasnya sebagai orang Jawa dan taat beragama (islam). Kurang lebih seperti tokoh Minke dalam tetralogi burunya Pramudya Ananta Toer. Berjuang bagi Bangsa, Negara dan Agamanya.

1 April 2012, keluargaku mengadakan upacara sepasaran untuk keponakanku yang baru ini. Aku tidak bisa pulang, untuk menghadiri upacara 7 hari kelahiran itu. Maupun hanya sekedar mengendong atau memeluk jagoan kecilku ini. Padahal sudah aku rencanakan pulang, tapi ada pekerjaan mendadak dari kantor.

"Ya sudahlah, kapan-kapan saja aku sempatkan pulang, " kataku waktu telpon Adikku.

Sehari sebelum sepasaran itu, tepatnya 31 April di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia sedang genting. Mahasiswa dan berbagai elemen rakyat berdemonstrasi serentak menentang rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah. Mereka menduduki kantor-kantor pemerintahan. Halaman gedung DPR-RI, penuh dengan mahasiswa dan orang-orang dari berbagai elemen masyarakat. Didalam ruang Sidang Paripurna, Wakil Rakyat sedang bersidang mengambil keputusan.

Suasana malam itu mencekam. Pendemo terus melakukan aksinya, membakar mobil, merusak pagar DPR-RI. Terjadi bentrok antara mereka dengan Polisi. Sempat ada kabar salah satu dari mereka yang terkena tembak.

Akhirnya keputusan dari Anggota Dewan dinyatakan tidak berpihak kepada rakyat. BBM tidak jadi naik dalam waktu dekat, tapi memberikan peluang kepada pemerintah untuk menaikkan BBM dalam 6 bulan kedepan. Sedangkan, dibeberapa tempat harga BBM sudah naik, kata orang-orang.

Semoga kedatanganmu, Erik Pramudya Rafif, didunia ini dalam waktu yang tepat. Meskipun dalam situasi negara yang gonjang-ganjing ini. Aku cuma bisa berharap kau kelak bisa menjadi orang yang mempu menghalau segala rintangan dalam perjalanan hidupmu. Jadilah seorang yang kuat, bijaksana dan berakhlak mulia. yang berguna bagi orang tuamu, kelaurgamu, agamamu, bangsa dan negaramu.

Doaku untukmu,,,Erik Pramudya Rafif. Amiiin.

Jakarta, 5 April 2012,
Saat bedug Subuh.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bronjong Bu Sarwi

Ribuan kilo jarak yang kau tempuh. Lewati rintangan, untuk aku anakmu. Ibu ku sayang masih terus berjalan Walau tapak kaki,,,penuh darah,,,penuh nanah. Seperti Udara kasih yang engkau berikan. Tak sanggup ku membalas,,,,Ibu Bait lagu Iwan Fals berjudul "Ibu" tersebut saya tulis sambil menyanyikannya dengan lirih. Gemetar tangan ini menyentuh key board , hampir saja jatuh air mataku. Terharu mengingat jasa pahlawan hidupku. Seorang Ibu yang berkorban demi keluarga, apalagi anak-anaknya. Hujan badai, panas terik dihadapi. Batu dipecahkan, diangkat dari sungai, dipanggulnya ketepian. Demi melihat anaknya bisa sekolah secara layak seperti teman-temannya. Sarwi namanya. Sosok Ibu yang tidak ada bandingnya bagiku. Bahkan kagumku melebihi semua pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan negeri ini. Kalo Kartini pahlawan bagi perempuan, Sarwi pahlawan buat kami. Putra-putrinya. 

Gemerlap Pasar Malam di Kota Chiangmai (Bagian 2)

Dimuat di  http://satulingkar.com/detail/read/9/209/gemerlap-pasar-malam-kota-chiang-mai-bagian-2 Semalam di Chiang Mai, Thailand, rasanya seperti memasuki kota peradaban kuno. Ya, Chiang Mai atau seringkali diucapkan Chiengmai, adalah kota terbesar kedua di Thailand. Konon, Chiang Mai didirikan oleh Raja Mengrai pada 1296, menggantikan Chiang Rai sebagai ibukota kerajaan Lannathai. Laman wikipedia menyebutkan Chiang Mai berarti kota baru. Raja Mengrai melengkapi kota baru ini dengan tembok kota serta parit-parit yang kokoh yang berbentuk bujur sangkar mengelilingi kota untuk melindungi dari serangan musuh, terutama Kerajaan Burma.